Selasa, 18 November 2014

ESSENSIALISME DAN PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP MORALITAS


     Indonesia adalah negara besar yang terkenal akan kehangatanya dan tata krama nya kepada para pendatang yang berkunjung ke negeri ini. negara yang sangat menjunjung tinggi kebersamaan dan sopan santun. negara yang sangat memegang teguh nilai nilai moralitas.
     Diatas adalah gambaran bangsa Inonesia yang lalu. sehingga bangsa barat ingin menguasai negara ini, negara yang selain orang-orangnya sopan, juga memiliki sumberdaya alam yang berlimpah. Berubah seratus delapan puluh derajad. Saat ini bangsa ini mngalami kemunduran yang luar biasa dalam bidang tatakrama dan sopan santun, yang sebenarnya justru itulah yang seharusnya menjadi ciri khas bangsa ini, kini lenyap dan mulai terkikis oleh teknologi dan kemajuan jaman.
     Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, merdeka dari para penjajah, benarkah itu? Kini secara tidak dsadar  bangsa ini kembali dijajah, dijajah secara moral sehingga terkikis kebudayaan-nya, sehingga banyak orang dari bangsa ini lupa akan jati dirinya. Mereka melupakan kebudayaan dasarnya, yaitu kebudayaan yang bukan hasil karya semata melainkan hasil dari hati nurani bangsa ini yaitu tatakrama.
    Banyak para pemuda saat ini yang tidak lagi mempeerhatikan masalah tatakrama. Hal ini terbukti dengan banyaknya para pemuda yang tidak tahu tentang cara bersikap dengan orang secara baik dan benar, cara bertutur kata yang baik, dan cara berperilaku yang semestinya dilakukan oleh kawula muda. Jatidiri bangsa ini sudah mulai terkikis oleh jaman sehingga menimbulkan dampak yang besar seperti saat ini. Hal ini diperburuk lagi dengan tidak pedulinya para kawula muda tentang pentingnya tatakrama dan sopan santun dalam kehidupan.

Permasalahan masyarakat Indonesia yang kehilangan kebudayaan sebagai ciri khas bangsa
      Kebudayaan masyarakat Indonesia pada saat sekarang ini cukup memprihatinkan, dimana masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mempunyai karakteristik kebudayaannya. Hal ini, juga tidak bias dilepaskan dari era globalisasi yang menimbulkan pemahaman baru pada masyarakat yang modernisasi. Globalisasi mempengaruhi berbagai aspek di masyarakat, diantaranya: aspek social budaya dimana dengan adanya jaringan internet yang memudahkan masyarakat berinteraksi. Globalisasi mengubah kehidupan di masyarakat dimana berakibat pada perubahan karakter masyarakat itu sendiri. Perilaku yang banyak di jumpai pada masyarakat Indonesia pada saat ini seperti perilaku kekerasan, tidak menghormati, tidak menghargai sesama, juga kurangnya budaya malu yang menimbulkan perpecahan, keresahan, dan ketidaknyamanan antara masyarakat untuk bebas berinteraksi.
      Indonesia dikenal sebagai kebudayaan ketimuran yang yang mengutamakan adab sopan santun seperti: rasa malu, gotong royong, saling menghormati, menghargai, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Tapi hal tersebut sudah tidak bisa dirasakan pada saat sekarang ini, karena jarang sekali ditemukan budaya masyarakat Indonesia seperti itu terutama pada kalangan pelajar. Banyaknya pengaruh dari luar mengakibatkan perubahan karakteristik yang ada pada masyarakat Indonesia. Bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari banyaknya masyarakat yang lebih bersifat individualisme dimana mereka lebih mementingkan diri sendiri, kebebasan, dan tanggung jawab bagi dirinya sendiri . Contohnya saja banyaknya berita-berita tentang korupsi, tawuran antar warga, tawuran antar pelajar, serta perebutan tanah untuk kepentingan pribadi dari pada kepentingan bersama, dan haltersebut telah banyak memakan korban jiwa.
      Globalisasi juga menyebabkan memudarnya kebudayaan cara berpakaian masyarakat Indonesia. Seperti yang kita lihat masyarakat Indonesia terlebihnya para remaja sangat mengikuti trend an mode yang sedang hangat, sehingga apa yang mereka lakukan dan pakai tidak sesuai dengan kebudayaan tersebut. Hal itulah yang menyebabkan memudarnya nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Misalnya saja cara berpakaian masyarakat atau remaja Indonesia yang meniru cara berpakaian orang barat yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.
      Budaya masyarakat Indonesia merupakan karakteristik yang harus dipegang teguh.  Pada saat ini kebudayaan masyarakat Indonesia mengalami krisis, dimana masyarakat tidak mempunyai rasa ketertarikan kepada budayanya sendiri. Hal tersebut sangat memprihatinkan, bangsa Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai beragam kebudayaan yang seharusnya dilestarikan supaya tidak pudar. Budaya merupakan aset bangsa yang sangat berharga,  yang harus dipertahankan kelestariannya karena budayya bukan hanya peninggalan zaman dahulu tetapi juga merupakan warisan dari nenek moyang kita yang mencerminkan kararteristik masyarakat Indonesia yang tidak dapat dibeli oleh apapun dan oleh Negara manapun.
      Oleh karena itu, peran dari semua masyarakat Indonesia terutama dikalangan keluarga perlu ditumbuhkan adab sopan santun. Adanya rasa saling merhargai sesama dan menghormati orang yang lebih tua , dan dari sinilah dimulai membentuk karakteristik masyarakat Indonesia dengan mengedepankan budaya malu dan gotong royong sebagai wujud persatuan dan kesatuan bangsa menuju masyarakat Indonesia yang berkarakter dan berbudaya.

Sikap Terhadap Dampak Positif Globalisasi .

Memanfaatkan keunggulan alat komunokasi dengan sebaik baiknya sesuai dengan fungsi dan kebutuhan .
Memanfaatkan keunggulan alat teknologi komputer dan lain sebagainya demi kemajuan masa depan dan tidak menyalah gunakannya .
Dalam melihat acara televisi harus dapat memilih mana yang baik dan mendukung proses pembelajaran diri .

Sikap Terhadap Dampak Negatif Globalisasi .

Memperkuat keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah .
Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa .
Menggunakan produk dalam negeri .
Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan oranglain .
Menggunakan waktu dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat .
Bergaul dengan orang oprang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk .
semoga membantu ya

Peran pendidikan dalam pembentukan moralitas

     moralitas menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam pendidikan. Pendidikan secara popular disamakan dengan persekolahan yang lazim dikenal dengan pendidikan formal, yang bergerak dari tingkat pertama sekolah dasar hingga mencapai tingkat akhir dan perguruan tinggi.Secara khusus, pendidikan moral memang sudah terimplementasi dalam beberapa mata pelajaran yang ada disekolah. seperti a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) kelompok mata pelajaran estetika; (e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
     Pendidikan moral bukan semata-mata masalah pengetahuan, tetapi harus diajarkan melalui perilaku dan . Suasana sekolah dan aturan-aturan yang berlaku harus mampu menjadi supporting system bagi penanaman nilai-nilai moral dan membentuk perilaku yang baik. Melihat fakta yang ada di Indonesia, semangat untuk membangun moralitas pelajar ini masih sangat rendah. Institusi sekolah yang diharapkan menjadi penanggung jawab pengganti utama generasi penerus, secara nyata belum banyak mendidik penalaran moral. Hal ini juga sangat dipengaruhi karena tolok ukur pendidikan kita adalah prestasi akademik. Sistem pendidikan kita semakin hari justru lebih mengedepankan prestasi daripada moralitas atau budi pekerti. Sebagai bangsa yang memegang prinsip-prinsip agama, seharusnya Indonesia lebih mudah dalam menanamkan moralitas melalui pendidikan agama. . Nilai-nilai budaya lokal yang syarat akan moralitas sudah mulai ditinggalkan demi mengejar tuntutan global. Adat timur yang dimiliki Indonesia seharusnya dapat menjadi bekal dalam penanaman moralitas terhadap anak bangsa.

Penting bagi para pendidik menanamkan pendidikan budi pekerti karena memiliki manfaat sebagai berikut :
Pertama, moral merupakan penanda kualitas diri. Manusia jika bermoral baik maka manusia lain akan melihatnya sebagai pribadi yang memiliki kualitas baik. Karena dalam dirinya telah ditanamkan nilai-nilai kehidupan yang menjadi pedoman dalam hidupnya.
Kedua, moral merupakan pengendali. Moral sebagai pengendali ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan-kepentingan yang telah dilindungi agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan karena belum cukup kuat untuk melindungi dan menjamin, mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur.
Dan yang ketiga, moral merupakan pedoman hidup. Dalam kehidupan banyak hukum-hukum yang berlaku, dalam kehidupan juga banyak hal yang bersifat postif dan negatif. Maka diperlukan pedoman, atau pegangan dalam hidup ini agar segala perbuatan yang manusia lakukan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

 Nilai pancasila sebagai kebudayaan masyarakat Indonesia

     Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut terhadap sesama mampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan Pancasila, hal ini terbukti dengan adanya pondok-pondok atau padepokan yang dibangun mencerminkan kebersamaan dan sifat manusia yang beradab. Pandangan hidup masyarakat yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
       Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal yang dikandung dalam Pancasila, yaitu pluralisme dan teosentrisme. Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan. Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau simbol. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin dengan sangat baik. Kebudayaan adalah akar dari Pancasila karena di dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai tersebut adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa. perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai dengan nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan kebudayaan kita, bangsa Indonesia.


SEJARAH BALARAJA


 

     Balaraja merupakan wilayah di kabupaten Tangerang, Banten. Balaraja dikenal sebagai daerah seribu pabrik karena banyak berdiri pabrik pabrik. Namun apakah kalian tahu khususnya penduduk asli balaraja mengenai sejarah atau filosofi dibalik nama BALARAJA? ada banyak sekali versi atau cerita mengenai sejarah balaraja dari berbagai pendapat dan berbagai sumber. Namun disini saya akan mengupas sedikit dari sejarah Balaraja.

     Kata Balaraja di ambil dari dua kata BALAI dan RAJA. Menurut sejarah yang penulis teliti dari berbagai sumber. Kata tersebut bukan sembarang kata. Kata tersebut mengandung makna yang berarti buat khasanah sejarah di kabupaten tangerang. Balaraja yang notabene selalu berkenaan dengan pabriknya dan kota tekstilnya sebenarnya ada rahasia sejarah yang penting dan mistik. Tahukan anda, bahwa kata balaraja sebenarnya adalah persingagahan pararaja. Konon pada abad ke 16 pernah berkumpulnya para raja senusantara dalam upaya penelusuran kerajaan-kerajaan dan balaraja adalahtempat perkumpulantersebut. Raja-raja yang pada saat itu berkumpul adalah Raja Homengkubuono ke X, Raja Sultan Hamid(jawa timur), Raja Sultan Ageng Tirtayasa (banten), Raja Anoman (jawa tengah), Raja Panembahan Senopati (purwakarta), Raja Prabusiliwangi (jawabarat), Raja Ternate-Tidore (halmahera), Raja Hasanudin (makasar) dan raja lainya.

        Perkumpulan di BALAI yang berlokasi di sentiong yang kini di sebut balaraja adalah tempat untukberdiskusi para raja. Hingga akhirnya tempat yang sekarang di sebut balaraja sebenarnya untuk mengenang kembali tentang perkumpulan para raja tersebut. Dan dalam perkembanganya, wilayah yang sekarang kini adalah wilayah balaraja mengandung hal-halyang mistik. Pada zaman dahulu kala, di balaraja di kuasaioleh para pedagangarab, cina dan bangsa eropa. Hingga akhirnya terjadi persaingan antar pedagang yang notabene di kuasai penuh oleh bangsa cina.

        Sejalan dengan itu, kekuasaan yang didominasi oleh bangsa cina ini menjadi para pedagang arab merasa khawatir. Hingga akhirnya timbulah persainganyang tidak sehat. Puncaknya terjadi pembatanain oleh bangsa arab terhadap orang-orang tionghoa di zaman itu. Mendengar akan ketidakharmonisan di tempat berkumpulnya para raja. Menjadikan para raja menyelesaikan masalah yang tidak mennemukan titik temu. Antara pedagang arab dan cinapun saling bekerjasa sama dalam hal perdagangan kembali.

   Di satu sisi, persaingan antar pedagang arab-cinayang menjadikan sumber awal mula terdinya sejarah balaraja yang memang sulit dicerna oleh otak. Sejarah memang timbul dari berbagai persepsi. Di sini sejarah balaraja sebagai tempat persinggahan para raja menjadi kisah yang perlu untuk diceritakan.

     terdapat versi lain, Bagi masyarakat sekitar tempat tersebut (balaraja) dianggap sebagai sebuah tempat yang dikhusus bagi Keluarga Kerajaan. Saat Raja dari Kesultanan Banten mengadakan perjalanan dari Banten ke Cirebon ataupun dari Banten ke Batavia. Sebuah tempat disekitaran kampung Telagasari, sering dijadikan untuk tempat beristirahat sekedar melepas lelah. Suasana kampung yang asri dengan aliran Sungai Cimanceuri berada di pinggir kampung.
     Penduduk hidup dengan sejahtera dengan mengandalkan hasil dari pertanian mereka. hidupsebagai daerah yang sering dilalui orang orang dari berbagai daerah menjadikan daerah ini menjadi ramai. ketika raja hendak mengadakan perjalanan menuju kesultanan di banten ia beristirahat dan meminta pengawal untuk membuat bale di pinggir sungai cimanc. ketika raja sedang beristirahat ada seorang gadis yang anggun dan ayu seketika raja pun terpikat.

    Sang raja pun mengutus pengawalnya untuk mencari tahu tentang gadis itu, setelah mencari tahu tentang gadis itu pangawal melaporkan bahwasanya gadis itu sudah memiliki kekasih dan akan segera dinikahkan oleh orang tuanya. mendengar laporan tersebut naluri kelelakian sang raja untuk mendapatkan gadis tersebut dengan memilih singgah di bale tersebut untuk melakukan persaingan secara sehat guna mendapatkan hati sang gadis.
     Demi mendapatkan gadis yang diidamkan. Kerajaan sesaat ditinggalkan, strategi perang digunakan untuk menaklukan gadis pujaan. Benar saja penggunaan strategi yang pas, dengan taktik yang cerdas menghasilkan sebuah tujuan yang diinginkan. Pemuda desa yang menjadi kekasih sang gadis ternyata tidak cukup mampu untuk bisa bersaing mendapatkan pujaan hatinya melawan Sang Raja. Seperti dalam kisah lainnya Sang Raja menjadi pemenang. Kemudian sebagai bukti kemenangannya, tidak lama berselang Sang Raja menikahi gadis tersebut dan menjadikannya selir. Hasil pernikahannya dengan selir, Sang Raja mendapatkan satu anak laki-laki. Setelah semuanya sudah menjadi pasti dan gadis tersebut sudah dijadikan Selir. Cerita tentang cikal bakal salah satu penamaan Balaraja berakhir.

     Sang Raja mengembalikan bale sesuai fungsinya kembali, sebagai sebuah tempat untuk istirahat sekedar singgah atau melepaskan lelah setelah lama berjalan. Hingga saat bale tersebut hancur karena termakan oleh waktu, hanya sebuah cerita yang ditinggalkan.Kisah-kisah selanjutnya yakni menyangkut anak dari Selir Raja, sudah tidak lagi ada yang menceritakan. Hanya bekas makam yang berada di Desa Bunar yang dipercaya oleh masyarakat akan keterkaitan antara makam dan penamaan cerita tentang cikal bakal nama Balaraja. Desa Bunar yang sebagian besar masyarakatnya percaya bahwa di desanya ada makam dari Keluarga Kerajaan. Masyarakat tidak mengetahui kelanjutan dari keturunan cerita tersebut. Siapa saja yang jadi keturunannya atau malah cerita tersebut selesai saat anak laki-laki dari Selir Sang Raja meninggal pada masa kanak-kanak.

     versi lain dari sejarah balaraja, Istilah Balaraja diambil dari dua kata yakni bala (pasukan) dan Raja (orang yang berkuasa pada satu wilayah). Kisah ini terkait dengan pembentukan Nama Tigaraksa. Suatu kitika saat tiga penguasa dari tanah Sunda yakni Banten, Sumedang dan Cirebon mengadakan pertemuan untuk pembagian wilayah teritorial kerajaan bertempat di desa Kaduagung (salah satu desa dikecamatan Tigaraksa sekarang). Mengingat khususnya pertemuan tersebut, masing-masing Raja akhirnya hanya boleh membawa beberapa pengawalnya yang ikut serta dalam pertemuan tersbut.Sebagai sebuah pertemuan yang penting, para pasukan yang ikut mengawal Sang Raja akhirnya dikumpulkan dalam satu wilayah (camp). Karena banyaknya bala tentara dari berbagai kerajaan berkumpul menjadi satu, secara otomatis masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah kejadian yang aneh.

     Kekhawatiran masyarakat menjadi besar setelah tahu kalau para pasukan yang berkumpul tersebut adalah pasukan dari berbagai kerajaan yang sedang mengadakan pertemuan di Kaduagung. Kekhawatiran terjadi pertempuranpun dirasakan oleh para penduduk yang rumahnya tidak jauh dari arena berkumpulnya para pasukan.Setelah pertemuan tiga penguasa itu selesai, ketakutan masyarakat akan adanya peperangan ternyata tidak terbukti. Ketiga penguasa kembali lagi ke kerajaan masing-masing dengan para pasukannya. Adanya kejadian tersebut ternyata membekas di dalam keseharian masyarakat. Sebagai sebuah penanda suatu wilayah akhirnya masyarakat menggunakan Nama Balaraja untuk menunjuk tempat yang di maksud.

     Itulah sedikit dari banyaknya pendapat mengenai sejarah Balaraja. Dengan mencari tahu atau membaca sejarah tentu akan menambah wawasan atau pengetahuan kita hendaknya kita lebih mengenal sejarah kita karena manusia belajar dari sejarah. Menurut saya dengan belajar sejarah kita dapat berbenah diri dari kejadian dan peristiwa terjadi di masa lalu dan menjadikan kejadian atau peristiwa yang positif sebagai motivasi dan inspirasi untuk melakukan perubahan dimasa sekarang dan yang akan datang. Dengan mengenal sejarah tempat atau asal usul daerah kita tentu akan membuat kita lebih bangga dan mencintai daerah kita. bung Karno pernah berkata " BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI SEJARAHNYA SENDIRI".