Minggu, 28 Desember 2014

ASAL USUL SUKU BADUY (KANEKES BANTEN)



Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993).

Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek a–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.

Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.

Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.


Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apapun", atau perubahan sesedikit mungkin:
Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.
(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)


Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. Hanya puun yang merupakan ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan.

Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.


Baduy Luar

Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam.
Penyebab
Mereka telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam.
Berkeinginan untuk keluar dari Baduy Dalam
Menikah dengan anggota Baduy Luar

Proses Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Baduy Dalam.
Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.

Baduy Dalam

Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Baduy Dalam antara lain:

  • Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
  • Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
  • Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Puun)
  • Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi) Menggunakan Kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993). Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan) kepada Gubernur Banten (sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat)

Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan, biasanya merupakan remaja dari sekolah, mahasiswa, dan juga para pengunjung dewasa lainnya. Mereka menerima para pengunjung tersebut, bahkan untuk menginap satu malam, dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat-istiadat yang berlaku di sana. Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan sabun atau odol di sungai. Namun demikian, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing (non-WNI). Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk.

Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, orang Baduy juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki. Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Baduy sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan. Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup.






Refetensi


http://www.alambudaya.com/2010/07/asal-usul-suku-baduykanekes-banten.html



UNTUK APA PERATURAN DI BUAT?


PERATURAN ADALAH SESUATU YANG TELAH DISEPAKATI OLEH ORANG,KELOMPOK MAUPUN LEMBAGA UNTUK TUJUAN BERSAMA.

Sudah bukan hal yang asing lagi jika kita mendengar dari para pemuda bahkan orangtua sekalipun yang berada di negara kesatuan republik indonesia ini, jika kiya menanyakan untuk apa sih peraturan itu di buat? Jawab mereka " peraturan dibuat untuk dilanggar" .

Itu merupakan pemikiran bagi sebagian orang, sebagian lagi memiliki pandangan bahwa peraturan dibuat untuk mempertegas kita sebagai seorang manusia yang berakal. Untuk lebih memperjelas berikut contohnya.

kita diwajibkan pakai helm ketika naik motor, jalan dilajur yang sudah ditentukan. ketika kita melanggar, dibenak kita mungkin bercerita kalau hidup mati seseorang ada ditangan Tuhan, ketika kita berkendara, kita yakin bahwa ketika memang tiba waktunya, kecelakaan pun tidak akan terhindarkan.

Allah swt berfirman bahwa bunuh diri tidak akan masuk surga kan kawan, tapi nyatanya yang kuasa telah merencanakan kematian seseorang yang tidak akan sanggup dirubah oleh manusia, jadi memang allah telah merencanakan kematian seseorang tersebut mati dengan cara bunuh diri. Apa hubungannya dengan peraturan?

Kalau kita berpendapat peraturan bisa ditentang, coba saja jangan pakai helm dan berjalan dilajur kanan, bunuh diri bukan? Sama saja dengan hewan, tidak ada peraturan kecuali yang biasa dilakukan koloninya, tidak ada akal yang mengatur agar mereka mengembangkan peraturan, mencoba memakai perlengkapan safety untuk mengurangi resiko kematian, dan karena kita manusia yang diberi akal, maka disitulah letak perbedaannya uplugers.

Kita merupakan makhluk yang diberi akal, makanya jangan mau terlihat tak berakal didepan makhluk ciptaan Tuhan yang ada dimuka bumi ini, Jadi kawan , berusahalah untuk terus mengikuti aturan karena kita manusia yang BERAKAL.

Belajar bersabar dari kelinci


Sering kali manusia mudah sekali berkeluh kesah ketika mendapatkan kesulitan, kesakitan, masalah dan lain sebagainya tetapi manusia akan cepat sekali takabur atau lupa diri ketika mendapatkan kenikmatan.oleh karena itu ada baiknya kita membuat perbandingan dengan kehidupan hewan dalam hal kesabaran ini sehingga bisa belajar sabar darinya, terutama dari kehidupan kelinci.



Di dalam al quran kita dapat mendapatkan kebenaran makna menyangkut masalah manusia yang mudah sekali berkeluh kesah, di banding dengan sifat sifat yang dimiliki hewan hewan yang berada di sekeliling kita contohnya yaitu kelinci, disini kita akan membahas mengenai kesabaran seekor kelinci. Ada baiknya kita mengambil hikmah dari cerita yang akan saya bahas di bawah ini.

Seperti yang kita ketahui bahwasannya kelinci merupakan tergolong kedalam herbivora, dimana ia merupakan binatang yang menjadi incaran hewan pemakan daging, secara fisik kelinci itu kecil, tidak memiliki tanduk, cakar yang hanya untuk menggaruk tanah, dan larinya pun tidak begitu cepat, tak ada yang dapat ia lakukan ketika pemangsa datang untuk menyantapnya. Satu satunya cara yang menjadinpamungkas untuk mengelabui pemangsa ialah dengan tidak menimbulkan suara. Jika kalian memelihara kelinci di rumah sudah pasti jarang sekali ia mengeluarkan suara dan hanya mengeluarkan suara ketika ia meresa beradavdi situasi yang mengancam baginya, atau sedang kesakitan yang luar biasa itupun suara yang dikeluarkan sangat kecil.

Saya dan semua manusia pasti pernah merasakan sakit . seringkali menegeluh seperti "aduh, ah, aw".Tapi saya amati hal yang berbeda pada kehidupan kelinci. Adakalanya ia terjatuh dari ketinggian tiga meter dan terlebih dahulu mendaratkan bagian kepala ke tanah karena tak siap sehingga keluarlah darah pada hidungnya. Pasti sakit, karena sempat ia sedikit menggelepar. Tapi tetap tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Setelah bisa menenangkan dirinya dan memahami situasi, ia pun memilih langsung lari senormal mungkin walau hidungnya berdarah. Itu yang bisa selamat (sebenarnya banyak yang selamat jika bagian kaki yang mendarat ke tanah lebih dulu tak peduli berapa tinggi jatuhnya), akan tetapi pernah ada kejadian kelinci yang mati karena jatuh dari ketinggian kurang dari satu meter semata-mata karena ia sama sekali tak siap sehingga bagian punggung dan leher nya yang mendarat lebih dulu ke tanah. Kejang-kejanglah ia, dan ternyata ketika mencoba bangkit ia sempoyongan dan jatuh lagi. Saya yang terheran-heran, mencoba menegakkan tubuhnya. Tapi tiap kali saya mencoba, tiap kali pula ia terkulai tak berdaya. Ternyata ada tulang belakang di dekat lehernya yang patah (dan sarafnya pasti terganggu) sehingga tak heran ia tak bisa mengkoordinasikan gerakan tubuhnya. Sudah pasti itu sakit sekali Tapi tetap tak ada suara yang muncul dari kelinci tersebut. Dan ia tetap tak putus asa untuk bergerak dan mencoba terus berdiri normal, berulang-ulang kali ia lakukan sampai berjam-jam lamanya.

Mugkin ada beberapa yang berfikir bahwasanya memang diam dan tak bersuara itu memanglah sifat kelinci jadi tidak ada hal yang istimewa. Tetapi itu tidak benar kelinci juga akan mengeluarkan suara ketika ia merasa sakit yang luar biasa atau ketika akan di potong. Akan tetapi kebanyakan dari mereka umuk lebih memilih diam tak bersuara dan berusaha untuk tenang meskipun yang dirasakannya sangatlah luar biasa sampai ajal menjemputmya.

Dari yang sudah dijelaskan tadi tentang si kelinci sekalipun dalam keadaan keadaan sulit ia memilih untuk tegar dan bersabar menghadapi penderitaannya. Dan sebenarnya tak hanya kelinci, hewan-hewan lainnya juga begitu kalau kita mau memperhatikannya.
Benarlah dan tepatlah apa yang dikatakan Allah bahwa memang manusia itu terlalu mudah berkeluh kesah. Dan rendah tingkat kesabaran manusia itu sebenarnya dibandingkan sebagian makhluk Tuhan lainnya. Ada banyak makhluk-makhluk lain yang lebih kuat dan tabah menghadapi sulitnya hidup.
Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir…..(QS. Al Ma’arij : 19-21).

Semoga kita juga bisa belajar, mengambil hikmah, dan teladan dari bagaimana hewan-hewan tersebut menjalani kehidupannya tanpa mudah berkeluh kesah. Semoga kita bisa lebih tabah, kuat, dan sabar menghadapi kehidupan ini yang sifatnya fana dan hanya sementara saja. Dan sungguh sabar itu sangat tinggi nilainya disisi Allah karena orang yang sabar lah yang diberikan pahala yang tak ada batasnya, sementara pintu surga pun terbuka lebar bagi mereka.

Jumat, 19 Desember 2014

FILOSOFI AKAR

Akar merupakan tonggak utama yang memiliki perana yang sangat besar akan kehidupan sebuah tumbuhan. akar selalu bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah memasuki celah celah di dalam tenah, menantang bebabatuan keras, berteman dengan mikroba kecil hanya untuk mencari air dan nutrisi yang terdapat didalam tanah untuk kelangsungan hidup sebuah tumbuhan seperti daun daun, batang, bunga, ranting dan lain lain. Akar yang bisa menumbuhkan dan tidak melenyapkan. Akar tunggang yang tak terlihat di dalam tanah tetapi memberi peran penting dalam sistem kehidupan.

Sebagian atau mungkin hampir dari semua orang hanya mampu menilai apa yang terlihat seperti, rindangnya pohon ini, kokohnya pohon ini, lezatnya buah yang dihasilkan dari pohon ini dan lain sebagainya tetapi terkadang manusia mengabaikan dan apa yang tidak terlihat seperti akar yang menjadi sumber dari yang terlihat tadi.

Akar tidak pernah bertanya,

kapan akan menjadi daun yang hijau?

Kapan menjadi bunga yang indah?

Dan kapan dia akan menjadi...?

Karena apa? Karena dia adalah tonggak utama sebuah pohon meski tak tampak dari permukaan.

akar tidak pernah memiliki sifat egois/mementingkan dirinya sendiri, akar menyalurkan apa yang ia punya untuk menghidupi bagian dari dirinya.

Apa sih maksudnya, akar mengajarkan kepada kita bangsa manusia agar tidak memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri. Akar juga mengajarkan kepada kita agar memiliki sifat berbagi. Akar juga mengajarkan kepada kita agar memperhatikan generasinya kelak. Semuanya ia lakukan dengan ikhlas tanpa harus menonjolkan diri. Nah apakah sekarang bangsa manusia layak sombong di hadapan akar yang hanya diam akan tetapi memiliki perbuatan yang lebih hebat & lebih mulia dari bangsa manusia.

Lalu sifat akar yang lain adalah menyimpan cadangan air untuk menghadapi musim kemarau yaitu suatu musim di mana hujan tidak turun & sulit mencari air dari sini Akar menyimpan cadangan air maksudnya adalah mengajarkan kepada manusia agar memiliki sifat manajemen/mengelola sesuatu sesuai kebutuhan. Cadangan di sini maksudnya adalah tabungan atau bekal untuk menghadapi krisis.

Akar juga mengajarkan agar kita melihat jauh ke depan, bukan hanya untuk hari ini melainkan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Itulah gunanya menyimpan cadangan agar menjadi bekal di masa depan. Apakah masih ada bangsa manusia yang masih mau sombong di depan akar..

Itulah akar, yang keberadaanya di dalam namun memiliki arti yang sangat besar bagi kehidupan yang ada di luar. Akar tidak pernah dipuji dan disanjung tetap sang akar bekerja siangan dan malam tanpa heti, sanjungan dan pujian bukan lah tujuan hidupnya. Hidupnya hanya diperuntukan untuk memberi berbagi penuh dengan keiklasan.

Mari kita belajar bersama dengan akar menjadi orang-orang yang selalu member, berbagi, dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Tuhan tidak pernah lupa atas segala sesuatu yang kita lakukan jika didasarkan pada niatan yang tulus dan ikhlas.

MITOS

Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri. Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa : Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.

hal lain yang bisa dikaji secara filsafati adalah mitos. Jika zaman Yunani punya mitos, maka kita juga mempunyai mitos. Mitos yang ada tidak selamanya bersifat negatif. Mitos bisa saja bermanfaat. Karena anak kecil belajarnya bukan memakai pehamana tetapi melakukan apa-apa yang tidak dimengerti, itulah yang dinamakan mitos. Kita dalam kehidupan kadang juga melakukan seperti hal itu. Tetapi sebagai mahasiswa akan menjadi hal yang lucu jika tidak mengetahui manfaat dan tujuan melakukan sesuatu. Mitos sejalan dengan intuisi, anak kecil 90% belajar dengan menggunakan intuisi. Maka jika dianalogikan, produk merupakan mitos, sedangkan proses merupakan intuisi. Bagaimana anak-anak memahami panjang, pendek, tinggi, redah, luas, sempit, dan lain-lain itu menggunakan intuisi. Intuisi diperoleh dari interaksi dengan lingkungan sekitar, komunikasi dengan keluarga, teman, dan seterusnya. Contoh intuisi yaitu: kapan kita mngetahui konsep cantik atau tampan? Hal tersebut tergantung dari keterbukaan keluarga, keterbukaan lingkungan, dan seterusnya. Bahkan seorang anak kecil umur 11 bulan bisa mendefinisikan apa itu cantik dengan komunikasi bahasa dan interaksi.

Kalau di Yunani ada mitos bahwa pelangi sebagai jembatan para bidadari untuk turun ke bumi, maka kita juga punya mitos bahwa di laut selatan ada kerajaan Nyai Roro Kidul. Karena sangat kuatnya mitos sehingga orang-orang tidak berani memikirkannya. Mitos lain menyebutkan jika akan pergi ke pantai jangan memakai baju berwarna hijau karena merupakan warna kesukaan Nyai Roro Kidul. Segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada mempunyai dua sisi, yaitu memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan akan adanya mitos laut selatan yaitu orang-orang menjadi santun dan tidak sembarangan terhadap laut selatan sehingga laut selatan terjaga kelestariannya, orang-orang menjadi segan. Kita juga bisa membuat sebuah mitos pada level kecil, misalnya ada pohon mangga yang berjarak 500 m dari rumah sehingga control terhadap buah mangga menjadi berkurang, jadi buahnya sering habis dicuri anak-anak. Maka pada suatu sore sebelum magrip kita bisa berlari-lari ke rumah sambil berteriak hantu, lalu tersiar kabar di kampung bahwa pohon mangga tersebut ada hantunya, sehingga mangganya utuh dan tidak dicuri. Artinya mitos adalah pengetahuan yang diberi motif tertentu. Seorang raja juga butuh mitos untuk mengarahkan rakyatnya dan membuat pengetahuan-pengetahuan. Selain itu, orang Jawa memang memiliki banyak mitos lain, yaitu: tidak boleh duduk di ambang pintu karena takutnya tidak mendapat jodoh; menyapu harus bersih supaya suaminya tidak berjenggot; mencari jodoh tidak boleh yang rumahnya arah timur laut; tidak boleh tidur dengan kepala di utara; pada bulan suro tidak boleh mengadakan pesta; dan lain sebagainya.Jika kita tidak mampu mengerti tenang hal yang kita lakukan berarti itu adalah mitos. Tetapi mitos bagi orang lain bisa merupakan ilmu.

Tebersit juga sebuah tanya bagaimana percaya pada nabi padahal sudah meninggal? Untuk mengenal nabi secara pikiran bisa dari kitab suci, guru agama, buku agama, dan lain-lain. Setiap zaman ada guru spiritual yang mampu membimbing dunia sampai akhirat. Sebenarnya ketika sedang pergi, berperang, mandi, berdiskusi, mengadakan rapat tidak lain tidak bukan bahwa sedang memandang wajah nabi. Dengan mengintensifkan dan mengolah hati, wajah nabi sebenarnya dipandang bukan melalui mata, dipikirkan bukan dengan pikran, tetapi melalui hati.



Supaya seimbang antara pikiran dan hati bisa bertanya pada ustad, kyai, room, pendeta, tokoh agama, dan lain-lain. Karena dalam hidup ini seyogyanya ada keseimbangan antara pikiran dan hati. Jika hanya pikiran saja yang digunakan, maka lama-lama hati kita akan menjadi tumpul dan tidak peka lagi terhadap sesama kita. Jika kita hanya menggunakan hati, maka pikiran kita pun akan menjadi tumpul, sehingga logika tak berjalan semestinya. Hidup kita adalah antara vital dan fatal. Kuburan adalah tempat roh-roh, sehingga tidak selayaknya berbuat aneh-aneh di kuburan, tetapi harus sopan, mengucap salam, dan lain-lain. Hidup ini juga antara takdir dan nasib. Walaupun kita berusaha, tetapi kita tidak pernah tahu misteri apa yang akan terjadi. Menurut Imannuel Kant namanya adalah pnaumena, sesuatu yang tidak bisa dipirkan, hanya ilmu titen. Secara ontologis, kita punya ciri-ciri, ilmu titen bisa benar bisa juga tidak benar.